Pada saat rumah kita diborongkan ke seorang pemborong dan kontraktor, setelah tahap design selesai kita selalu disuguhkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) untuk rumah tersebut. Dalam istilah kasarnya, "borongannya berapa sih?" atau "tusi yang harus dikeluarkan untuk pemborong berapa sih?". Kenapa saya mengelompokan menjadi dua bagian? Karena dalam membuat rumah biasanya ditawarkan 2 macam sistem "jasa" untuk kontraktor. Yang pertama adalah "sistem borongan" dan yang kedua "sistem tusi". Pada sistem tusi ini juga bisa dimodifikasi lagi yaitu berupa tusi mati atau tusi hidup.
Yang dimaksud borongan adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pemilik rumah, yang secara penuh resiko kenaikan harga, atau kesalahan perhitungan pada saat pengajuan RAB ditanggung oleh kontraktor.
Yang dimaksud dengan tusi mati adalah biaya yang harus dibayarkan oleh pemilik rumah sebagai jasa kepada kontraktor yang nilainya bisa bervariasi antara 6% s/d 10% dari total rencana anggaran biaya yang diajukan oleh kontraktor. Apabila pada saat proyek sudah berjalan dan terjadi penambahan pekerjaan pemilik rumah tidak memberikan jasa lagi kepada kontraktor/pemborong, maka hal tersebut dinamakan tusi mati.
Yang dimaksud dengan tusi hidup sama seperti di atas, tetapi apabila ada penambahan pekerjaan pemilik rumah masih memberikan "fee" kepada pemborong sampai proyek selesai.
Bagaimana RAB itu dibuat?
RAB adalah Rencana Anggaran Biaya untuk pembangunan suatu rumah, hotel, cafe, atau bangunan2x konstruksi.
RAB itu terdiri seperti gambar di bawah ini:
Kolom 1 = Nomor
Kolom 2 = Uraian Pekerjaan
Kolom 3 = Volume Item Pekerjaan
Kolom 4 = Satuan Item Pekerjaan
Kolom 5 = Biaya Satuan Pekerjaan
Kolom 6 = Biaya per Item Pekerjaan. Didapat dari hasil perkalian antara kolom 3 dengan kolom 5.
Kolom 3 = Volume Pekerjaan
Hasil perhitungannya didapatkan dari gambar kerja.
Kolom 5 = Biaya Satuan Pekerjaan
Hasil perhitungannya didapatkan dari contoh rumus di bawah ini.
Pada analisa item pekerjaan Plesteran Dinding dengan perbandingan antara semen dan pasir adalah 1:4.
Untuk kolom 1 = Bahan material dan tenaga kerja yang termasuk didalam item pekerjaan Plesteran Dinding 1:4.
Untuk kolom 2 = Koefisien yang biasa digunakan dalam perhitungan bahan material dan tenaga kerja yang digunakan. Koefisien ini didapat dari hasil trial and eror, tapi sudah cukup akurat. Koefisien ini juga bisa diambil dari buku pedoman yang berstandar SNI, buku tersebut biasanya dijual di toko-toko buku besar seperti gramedia.
Kolom 3 = satuan dari masing-masing bahan atau tenaga kerja.
Kolom 4 = harga material dan upah kerja per satuan.
Kolom 5 = Jumlah biaya. Perkalian antara kolom 2 dan kolom 4.
Untuk menghitung biaya tersebut tiap daerah memiliki harga satuan biaya yang berbeda. Untuk kolom 4 biaya tergantung masing-masing daerah. Untuk kolom lainnya tidak ada yang berubah.
Silahkan mencoba, mudah-mudahan berguna.
No comments:
Post a Comment